Densus 88 Buas Membunuhi Muslimin

…keduanya pun dibawa hidup-hidup ke mobil. Sedangkan satu pria yang sudah tewas tersebut juga sudah digotong ke dalam mobil….

Jakarta – Sejumlah warga di sekitar lokasi penyergapan teroris di Cawang, Jakarta Timur melihat kalau dua dari 3 teroris yang ditangkap masih hidup. Hal ini berlawanan dengan keterangan dari pihak RS Polri yang menyatakan 3 teroris di Cawang sudah tak bernyawa saat masuk ke rumah sakit.
“Yang hidup dua orang. Yang meninggal satu. Tahunya masih hidup karena mereka dibawa ke dalam mobil. Sedangkan yang satu ditembak,” kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang enggan disebut namanya, Kamis (13/5/2010).

Warga tersebut menceritakan saat itu tiga orang yang diduga teroris turun dari taksi. Satu di antaranya langsung menaiki motor yang ada di lokasi. Dua orang lainnya berjalan ke arah Pusat Grosir Cililitan (PGC).

Namun tiba-tiba saja sejumlah pria berbadan tegap yang bermuka kumel dan kucel datang dari segala arah. Belum sempat mengendari motornya, seorang pria tersebut kemudian ditembak.

“Dia terus tersungkur. Terus nggak lama dia takbir,” jelasnya.

Menurut saksi, warga di sekitar lokasi termasuk kakak ipar dan kakak kandungnya ikut menyaksikan kejadian bak mirip film-film Hollywood tersebut. Tanpa melawan dan tanpa memberontak, pria yang mau naik motor itu ditembak.

Karena mendengar suara tembakan ke arah temannya, dua orang laki-laki lainnya kemudian berlari. Pria-pria berbadan tegap itupun mengejar kedua pria tersebut. Keduanya pun tertangkap.

“Kata kakak saya yang lihat langsung, satu dipukul pakai pistol. Satu lagi dipukul pakai batu besar wajahnya sampai berdarah-darah. Mereka tidak melawan dan tidak memberontak,” ungkapnya.

Melihat kejadian tersebut, warga sekitar masih tak tahu apa gerangan yang terjadi. Tiba-tiba saja ada orang yang berteriak rampok. Tak lama kedua pria yang ditangkap tersebut ditaruh di tengah-tengah warga. Mendengar teriakan rampok tadi, warga kemudian ikut menghakimi kedua pria tadi.

“Nggak tahu siapa yang berteriak. Jadi warga ikut gebukin,” imbuhnya.
Setelah itu, lanjut saksi ini, keduanya pun dibawa hidup-hidup ke mobil. Sedangkan satu pria yang sudah tewas tersebut juga sudah digotong ke dalam mobil.

Sebelumnya keterangan saksi ini berbeda dengan keterangan Kepala RS Polri Brigjen Pol Budi Siswanto. Budi menjelaskan ada 5 jenazah yang masuk ke RS Polri. 3 jenazah dari Cawang dan dua jenazah dari Cikampek Timur. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai kronologi yang terjadi. [detikNews]

Densus 88 Minta Tali Dari Warga Untuk Ikat 2 Teroris

Pria-pria tegap yang diduga Densus 88 ternyata tak sempat membawa borgol untuk menangkap buron teroris yang dikejar. Mereka sempat meminta tali kepada warga Cawang, Jakarta Timur untuk mengikat 2 dari tiga teroris yang ditangkap.

“Kalau mereka polisi, harusnya mereka menyiapkan borgol. Ini malah mereka meminta tali kepada warga untuk mengikat dua orang itu,” kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang enggan disebut namanya, Kamis (13/5/2010).

Bagaimana satuan elit ini bisa lupa membawa peralatan utamanya ini? Apakah dari awal sejak berangkat dari markas mereka memang hanya berniat membunuh, bukan meringkus hidup-hidup? Agaknya, wajar juga kalau banyak orang bertanya-tanya kenapa teroris selalu tertangkap dalam keadaan mati.  Meski Kapolri sudah menjelaskan, “Target melawan… dia orang berbahaya,” tak cukup kita pahami sejauhmana bahayanya sehingga harus didor?….

Warga tersebut mengatakan, ada juga warga Cawang yang membantu untuk mengikat dua orang pria yang diduga teroris itu. Keduanya kemudian dibawa hidup-hidup ke mobil. Sebelumnya, warga menyatakan 1 dari tiga teroris yang ditangkap, tewas ditembak Densus 88. Pria tersebut menurut warga ditembak tanpa perlawanan apapun.

Sedangkan kedua teroris lain ditangkap saat berusaha lari. Setelah ditangkap, mereka dipukul dengan pistol dan batu besar. [detikNews]

INI MEMBUKTIKAN BAHWA DUA ORANG TERSEBUT DITEMBAK DALAM MOBIL ATAU DI  TEMPAT YG DIRAHASIAKAN.

kebiadaban densus 88, densus biadab, penyiksaan ala densus 88, pelanggaran ham densus 88